“CRITICAL JOURNAL “
HIV Prevalence and Incidence among Sexually Active Females in Two Districts
of South Africa to Determine Microbicide Trial Feasibility
1. Pendahuluan
- Metode pencarian literatur : Google Cendikia
- Kata kunci pencarian literatur : Sexuality pregnancy
- Jumlah literatur yang didapatkan : Terdapat literatur sekitar 1454 pada free full text literature no 39
- Proses seleksi literatur : tidak ada literatur inklusi atau ekslusi
Abstrak
Konteks :
- Kesesuaian populasi perempuan aktif secara seksual dalam Madibeng (Provinsi North-West) dan Mbekweni (Western Cape), Afrika Selatan, untuk percobaan mikrobisida Tahap III vagina dievaluasi.
Tujuan:
- Untuk mengetahui Prevalensi dan kejadian HIV di antara perempuan yang aktif secara seksual di dua kabupaten Afrika Selatan yang akan digunakan untuk menentukan kelayakan mikrobisida sidang.
Pengaturan dan Desain:
- Desain yang digunakan yaitu study kohort prospektif studi (menargetkan 300 wanita) untuk menentukan kesesuaian populasi untuk berpartisipasi dalam uji mikrobisida Tahap III.
Bahan dan Metode:
- Dari masing-masing peserta diuji menggunakan OraQuick ADVANCE Cepat HIV-1/2 Antibody Test (OraSure Technol-ogies, Inc, Bethlehem, PA, USA). Contoh darah dari wanita dengan hasil positif OraQuick diuji oleh Tentukan HIV-1/2 cepat uji (Inverness Medical Profesional Diagnostik, Princeton, NJ, AS), dan oleh enzim-linked uji immunosorbant (ELISA) jika tiebreaker diperlukan. Darah sampel dari perempuan yang dikonfirmasi HIV-positif juga diuji dengan alat tes BED (Calypte Biomedis Coorporation, Portland, OR, USA) sesuai dengan produsen instruksi. Sebuah spesimen dengan normalisasi akhir nilai kerapatan optik kurang dari atau sama dengan 0,8 dianggap berasal dari seorang pasien yang terinfeksi kurang dari 155 hari yang lalu.
Analisis statistik:
- Model regresi logistik digunakan untuk menilai prediktor infeksi HIV lazim dan kehamilan, dengan p-nilai dari uji Wilcoxon-Mann-Whitney untuk variabel kontinyu dan Chi-square dan uji eksak Fisher untuk variabel kategori. Yang disesuaikan menurut umur Cox proportional hazard model regresi adalah digunakan untuk menilai prediktor serokonversi HIV dan insiden kehamilan.
- Data ganda masuk dan dianalisis menggunakan SAS versi 9,2 (SAS Institute, Cary, NC). deskripsi-statistik tive digunakan untuk meringkas demografis awal, perilaku dan karakteristik klinis. Variabel kategori ini dinyatakan sebagai persentase, dan data kontinu sebagai median dengan antar-kuartil rentang.
Hasil:
- Prevalensi HIV adalah 24% pada Madibeng dan 22% di Mbekweni. Tingkat insiden HIV berdasarkan serokonversi lebih dari 12 bulan adalah 6.0/100 orang-tahun (PY) (95% CI 3,0, 9,0) di Madibeng dan 4.5/100 PY (95% CI 1,8, 7,1) di Mbekweni dan yang diperkirakan oleh penampang pengujian BED adalah 7.1/100 PY (95% CI 2,8, 11,3) dalam Madibeng dan 5.8/100 PY (95% CI 2.0, 9.6) di Mbekweni. Tingkat kehamilan 12-bulan kejadian itu 4.8/100 PY (95% CI 2,2, 7,5) di Madibeng dan 7.0/100 PY (95% CI 3,7, 10,3) dalam Mbekweni; tingkat penurunan dari waktu ke waktu di kedua kabupaten. Gejala genital dilaporkan sangat sering, dengan kejadian 46.8/100 PY (95% CI 38,5, 55,2) dalam Madibeng dan 21.5/100 PY (95% CI 15,8, 27,3) dalam Mbekweni. Hamper semua (99%) peserta mengatakan bahwa mereka akan bersedia untuk berpartisipasi dalam uji coba mikrobisida.
Kesimpulan:
- Prevalensi yang didapat ini mungkin cocok untuk uji mikrobisida Tahap III asalkan tingkat insiden HIV dari waktu ke waktu tetap cukup tinggi untuk mendukung endpoint-driven ujian
- Judul : HIV Prevalence and Incidence among Sexually Active Females in Two Districtsof South Africa to Determine Microbicide Trial Feasibility
- Penulis : Annale´ne Nel, Cheryl Louw2, Elizabeth Hellstrom, Sarah L. Braunstein, Ina Treadwell, Melanie
- Publikasi : PLoS ONE 6(8): e21528. doi:10.1371/journal.pone.0021528
- Penelaah : NOVI KURNIASIH/ P27224012074/KELAS B
- Tanggal Telaah: 27 Februari 2012
I. Deskripsi Jurnal :
1. Tujuan Utama Penelitian
- Untuk mengetahui Untuk mengetahui Prevalensi dan kejadian HIV di antara perempuan yang aktif secara seksual di dua kabupaten Afrika Selatan yang akan digunakan untuk menentukan kelayakan mikrobisida sidang.
2. Hasil Penelitian
- Prevalensi HIV adalah 24% pada Madibeng dan 22% di Mbekweni. Tingkat insiden HIV berdasarkan serokonversi lebih dari 12 bulan adalah 6.0/100 orang-tahun (PY) (95% CI 3,0, 9,0) di Madibeng dan 4.5/100 PY (95% CI 1,8, 7,1) di Mbekweni dan yang diperkirakan oleh penampang pengujian BED adalah 7.1/100 PY (95% CI 2,8, 11,3) dalam Madibeng dan 5.8/100 PY (95% CI 2.0, 9.6) di Mbekweni. Tingkat kehamilan 12-bulan kejadian itu 4.8/100 PY (95% CI 2,2, 7,5) di Madibeng dan 7.0/100 PY (95% CI 3,7, 10,3) dalam Mbekweni; tingkat penurunan dari waktu ke waktu di kedua kabupaten. Gejala genital dilaporkan sangat sering, dengan kejadian 46.8/100 PY (95% CI 38,5, 55,2) dalam Madibeng dan 21.5/100 PY (95% CI 15,8, 27,3) dalam Mbekweni. Hampir semua (99%) peserta mengatakan bahwa mereka akan bersedia untuk berpartisipasi dalam uji coba mikrobisida.
3. Kesimpulan Penelitian
- Prevalensi yang didapat ini mungkin cocok untuk uji mikrobisida Tahap III asalkan tingkat insiden HIV dari waktu ke waktu tetap cukup tinggi untuk mendukung endpoint-driven ujian
II. Telaah jurnal
A. Fokus Utama Penelitian :
At the end of 2009, about 7,000 new HIV infections occurred each day [1]. New HIV prevention tools, especially those that women can use, are therefore desperately needed. Microbicides are being developed for topical application inside the vagina or rectum to prevent infection with HIV and possibly other sexually transmitted infections (STIs) [2]. Microbicide research has been ongoing for about 20 years. Proof-of-concept for vaginal microbicides was obtained in 2010, when the CAPRISA 004 trial showed a 39% reduction in HIV incidence after 30 months of tenofovir gel use compared to placebo gel use [3]. Phase III clinical trials of candidate microbicides are often conducted in sub- Saharan Africa because this is where 70% of the new HIV infections occur [1]. In preparation for such trials, estimates of HIV incidence in target populations are needed to determine adequate sample size and statistical power for demonstrating safety and efficacy [4].
South Africa has hosted, and is hosting, several microbicide and other HIV prevention intervention trials. While HIV prevalence data are available for many districts of South Africa, they are not available for all potential microbicide trial populations. HIV incidence data are hard to find [5]. Madibeng and Mbekweni are two districts of South Africa that had not yet participated in HIV prevention intervention trials when the studies described in this paper were conducted, and HIV prevalence and incidence where not yet known. Madibeng is a rural district municipality in North- West Province supported by mining (chrome, granite, and platinum), manufacturing (automotive, metal, and fuel), and agriculture. Mbekweni is a small urban township close to Paarl in the Western Cape; many of its residents are employed in the deciduous farming and wine-making industry. In both districts, the community is somewhat migratory because of unstable employment.
- Berdasarkan kutipan dari bagian pendahuluan di atas diketahui bahwa sekitar 7.000 infeksi HIV terjadi setiap hari. Maka, pencegahan dan pengobatan HIV sangat dibutuhkan. Dalam penelitian ini digunakan mikrobisida sebagai aplikasi pendeteksiian virus HIV dan untuk mengetahui prevalensi virus HIV. Dalam penelitian ini dilakukan di dua kabupaten Afrika Selatan karena di dua kabupaten tersebut belum diketahui secara pasti prevalensi angka HIV. Selain itu, Madibeng dan Mbekweni adalah dua distrik di Afrika Selatan yang belum berpartisipasi dalam pencegahan percobaan intervensi HIV pada studi yang dijelaskan dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan suatu penelitian
1. Gaya Penulisan :
- Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki.
- Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh.
2. Penulis :
- Penulis dalam penelitian ini berasal dari Departemen Pengobatan Masyarakat, PS Medical College, Karamsad, Gujarat, India yaitu : Annale´ne Nel, Cheryl Louw2, Elizabeth Hellstrom, Sarah L. Braunstein, Ina Treadwell, Melanie
- Dalam penulisan nama penulis di atas sudah baik karena tidak mencantumkan gelar yang telah dimiliki penulis.
- Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen mereka berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang mereka teliti.
3. Judul :
“HIV Prevalence and Incidence among Sexually Active Females in Two Districts
of South Africa to Determine Microbicide Trial Feasibility”
- Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti.
- Namun kekurangannya : belum tahun penelitian diadakan.
4. Abstrak :
Kelebihan :
- Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan. Namun, jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
- Abstrak sudah melebihi 250 kata jadi sudah sesuai dengan kaidah penulisan abstrak yang baik.
Kekurangan
- Pada penelitian ini belum mencantumkan keyword atau kata kunci.
C. Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian
1. Tujuan/ Masalah Penelitian :
- Pada bagian tujuan tidak dijelaskan secara rinci mengenai faktor-faktor epidemiologi apa saja yang dimaksud.
2. Konsistensi logis :
- Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki. Namun dalam abstrak tidak tercantum tujuan penelitian.
3. Literatur review :
- Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis
- Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis.
- Literatur yang digunakan hanya sekitar 50 % literatur terbaru yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.
4. Theoritical kerangka :
- Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan HIV pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci.
5. Tujuan/ sasaran/ pertanyaan penelitian/ hipotesis :
- Pada penelitian tersebut tujuan penelitian belum nampak jelas tertera.
6. Sampel :
“Sample size calculations. In the cross-sectional studies, a sample size of 800 women would allow for a precision level of the HIV incidence estimate of 4.0/100 PY63.5, 5.0/100 PY63.7, and 6.0/100 PY63.9 assuming an HIV prevalence of 25% and using the McWalter and Welte formula described below [9,10]. In the cohort studies, accumulation of 270 personyears (PY) of follow up (300 women for one year minus 10% PY lost to follow-up) would generate the following 95% confidence intervals around the observed HIV incidence rates: 11 seroconversions, 4.1 (95% CI 1.7, 6.5); 14 seroconversions, 5.2 (95% CI 2.5, 7.9); 17 seroconversions, 6.3 (95% CI 3.3, 9.3).”
“HIV prevalence and incidence in two districts of South Africa, Madibeng and Mbekweni, were estimated in cross-sectional studies (targeting 800 women) followed by prospective cohort studies (targeting 300 women) to determine the suitability of the populations for participation in Phase III microbicide trials.
Dalam penelitian lintas seksi, sebuah ukuran sampel dari 800 wanita akan memungkinkan untuk tingkat presisi dari HIV kejadian perkiraan 4.0/100 PY63.5, 5.0/100 PY63.7, dan 6.0/100 PY63.9 dengan asumsi prevalensi HIV dari 25% dan menggunakan McWalter dan formula Welte dijelaskan di bawah ini [9,10]. Di kelompok studi, akumulasi dari 270 personyears (PY) masa tindak up (300 perempuan selama satu tahun dikurangi PY 10% hilang untuk tindak lanjut) akan menghasilkan interval kepercayaan 95% berikut sekitar mengamati kejadian HIV tarif: 11 serokonversi, 4.1 (95% CI 1,7, 6,5); 14 serokonversi, 5.2 (95% CI 2,5, 7,9); 17 serocon- versi, 6.3 (95% CI 3,3, 9,3).
- Dalam penentuan besar sampel, dijelaskan berapa besar sampel yang diambil dari masing-masing populasi yaitu dari 800 populasi diambil 300 sampel.
7. Pertimbangan Ethical :
- Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.
8. Defenisi Operasional :
- Defenisi operasional mengenai HIV tidak disebutkan secara jelas dalam jurnal tersebut sehingga untuk skala pengukuran dan kategori sulit dilihat
9. Metodologi :
Settings and Design:
“HIV prevalence and incidence in two districts of South Africa, Madibeng and Mbekweni, were estimated in cross-sectional studies (targeting 800 women) followed by prospective cohort studies (targeting 300 women) to determine the suitability of the populations for participation in Phase III microbicide trials.”
- Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study berbasis komunitas dengan menggunakan 300 subyek
- Instrumen yang digunanakan adalah kuesioner, daftar pedoman wawancara dan lembar observasi pemeriksaan workstation.
- Pengujian reliability dan validitas instrumen tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.
10. Data analisis/ hasil :
- Analisis statistik. Data ganda masuk dan dianalisis menggunakan SAS versi 9,2 (SAS Institute, Cary, NC). deskripsi- statistik tive digunakan untuk meringkas demografis awal, perilaku dan karakteristik klinis. Variabel kategori ini dinyatakan sebagai persentase, dan data kontinu sebagai median dengan antar-kuartil rentang..
- Penyajian tabel disertai dengan narasi yang jelas mengenai isi tabel
”HIV, kehamilan, dan tingkat insiden IMS gejala dalam penelitian kohort dihitung berdasarkan distribusi Poisson dengan PY berisiko di penyebut. Waktu seseorang berisiko dimulai pada pendaftaran kunjungan dan berakhir pada kunjungan studi terakhir yang diikuti (biasanya kunjungan 12 Bulan) atau ketika infeksi HIV atau kehamilan terjadi. Infeksi HIV dan kehamilan diasumsikan telah terjadi di pertengahan titik antara tes negatif terakhir yang tersedia dan pertamampositif tes. Seorang wanita yang mencapai titik akhir HIV tidak lagi dianggap beresiko untuk HIV tetapi masih dianggap beresiko untuk kehamilan, dan sebaliknya. Insiden kasus gejala genital adalah didefinisikan sebagai peserta pernah melaporkan gejala selama masa tindak lanjut. Tingkat insiden HIV dan interval kepercayaan 95% berdasarkan BED hasil dalam penelitian lintas seksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus, dan spreadsheet yang menyertainya, yang disediakan oleh McWalter dan Welte [9,10]. Masukan dalam rumus ini termasuk jumlah dari orang HIV-positif dan HIV-negatif dalam sampel, jumlah Odha yang juga diuji positif pada BED uji, jendela periode BED (155 hari), dan diperkirakan BED palsu terakhir tingkat 5,2% [11]. Perkiraan kejadian yang dinyatakan sebagai tingkat kejadian (jumlah infeksi baru HIV per 100 PY).”
- Hasil Penelitian : Prevalensi HIV adalah serupa pada dua kabupaten: 24,1% (95% CI 12,1, 27,1) dalam Madibeng dan 21,8% (95% CI 18,9, 24,7) dalam Mbekweni. Faktor-faktor positif dengan HIV lazim infeksi di kedua CRC adalah: pendidikan dasar sebagai tertinggi tingkat pendidikan yang dicapai, penggunaan kondom konsisten dalam 7 lalu hari, penilaian diri dari resiko HIV tinggi, diduga positif atau tidak diketahui status HIV dari pasangan seksual saat ini, dan kehadiran gejala IMS pada awal (Tabel 2). Menikah atau hidup bersama-sama secara negatif terkait dengan infeksi HIV. risiko lain faktor secara signifikan terkait dengan infeksi HIV lazim pada satu CRC saja
11. Pembahasan temuan hasil penelitian
- Pembahasan hasil temuan dikaitkan kembali dengan berbagai hasil temuan sebelumnya dari tinjauan pustaka yang diambil, baik yang hasil temuannya berkorelasi dengan hasil yang didapatkan maupun yang tidak.
Kekurangan :
- Kekuatan dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.
- Jurnal ini juga tidak memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
- Menurut penelaah rekomendasi sebaiknya diberikan kepada peneliti selanjutnya mengenai variabel-variabel apa yang tidak diteliti dan berkaitan dengan HIV
12. Referensi :
- Literatur yang digunakan sekitar 50 % menggunakan literatur terbaru yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.
13. Kesimpulan dan Saran
Kelebihan :
a. Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian.
b. Kesimpulan ringkas, jelas dan padat.
Kekurangan :
a. Peneliti tidak memberikan rekomendasi kepada instansi terkait yang berhubungan dengan penelitiannya.
b. Tidak mencantumkan saran yang merupakan harapan peneliti.
- Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah.