heemmmm,,,,,,nyummiiiiii……

pengen tau cara buatnya????? mari mom kita simak….

Bahan:

100 gram tepung terigu

75 gram gula pasir

10 gram susu bubuk

100 gram mentega, dilelehkan

5 putih telur

3 kuning telur

1/4 sdt garam

1 sdt emulsifier/TBM

Pewarna makanan petal pink, bentuk bubuk

Frosting:

Butter cream warna putih

Sedikit pewarna petal pink

Cara Membuat:

1. Gabungkan telur, gula pasir, garam dan emulsifier, kocok dengan mixer hingga mengembang rata.

2. Ayak tepung terigu dan susu bubuk, masukkan sedikit demi sedikit ke dalam kocokan sambil terus diaduk.

3. Tuang mentega cair sedikit demi sedikit dan terus aduk.

4. Bagi adonan menjadi enam bagian, tempatkan di wadah yang berbeda.

5. Beri adonan pertama dengan sedikit pewarna bubuk, aduk rata. Tambahkan pewarna jika dirasa kurang kuat warnanya.

6. Lanjutkan dengan adonan kedua dan seterusnya dengan menambah intensitas warna yang semakin kuat/mencolok.

7. Olesi loyang dengan mentega dan taburi dengan tepung agar tidak lengket. Panaskan oven di suhu 180oC.

8. Tuang 6 adonan ke dalam 6 loyang yang berbeda. Panggang adonan hingga matang, kurang lebih 25 menit.

9. Lepaskan cake dari loyangnya setelah matang, biarkan dingin.

10. Ratakan permukaan atas setiap cake hingga membentuk lempengan yang lurus. Caranya, potong permukaan yang menonjol.

11. Susun cake dengan warna yang paling gelap di bagian bawah, olesi dengan butter cream kemudian tumpuk dengan lapisan warna yang sedikit lebih muda. Begitu seterusnya hingga lapisan yang paling atas adalah cake yang berwarna paling muda.

12. Oleskan frosting di bagian luar cake, ratakan dengan cream polisher, hias dengan motif yang disuka.

selamat mencoba….jangan lupa bagi2…..(padahal yg nulis belum sempat nyoba…) “-“

OUTLINE CRITICAL/TELAAH JURNAL DOMESTIK

“CRITICAL JOURNAL DOMESTIC”

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA

KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN

KEPUTIHAN PADA SISWI SMA NEGERI  4 SEMARANG

1.      Pendahuluan

  • Metode pencarian literatur                  : Google Cendikia
  • Kata kunci pencarian literatur             : Keputihan
  • Jumlah literatur yang didapatkan       : Dengan jumlah literatur yang didapatkan 1980 hasil yang ditemukan.
  • Proses seleksi literatur                         : Tidak ada literatur iklusi atau ekslusi

Abstrak

1. Konteks :

  • Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan, paling tidak  sekali dalam hidupnya. Perawatan genitalia eksterna yang tidak baik akan menjadi pemicu terjadinya keputihan yang patologis. Faktanya banyak remaja putri yang belum mengerti dan peduli bagaimana cara merawat organ reproduksinya.

2.Pengaturan dan Desain:

  • Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 64 siswi kelas X dan XI SMA Negeri 4 Semarang periode 2010 – 2011.

3. Bahan dan Metode:

  • Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner terpimpin yang telah diujicobakan.

4. Analisis statistik digunakan:

  • Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis fisher exact tes / Chi Square

5.  Hasil:

  • Angka kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi,  96,9% responden mengalami keputihan. Sebagian besar siswi memiliki  pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna yang buruk (82,8%) tetapi memiliki perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna yang baik (95,3%). Ada hubungan antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p = 0,027). Tidak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p = 1,00).

6.  Kesimpulan :

  • Kejadian keputihan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan mengenai kebersihan genitalia eksterna.

7. Kata Kunci :  pengetahuan, perilaku, kebersihan genitalia eksterna, kejadian keputihan.

  • Judul      :Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri  4 Semarang
  • Penulis                   : Donatila Novrinta Ayuningtyas
  • Publikasi              : Diterbitkan oleh eprints.undip.ac.
  • Penelaah               : NOVI KURNIASIH/P27224012074/ KELAS B
  • Tanggal telaah : 26 juni 2012

I.    Deskripsi Jurnal :

1.   Tujuan Utama Penelitian

  • Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui angka kejadian keputihan, tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang dan membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna, hubungan pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan, hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang

2. Hasil Penelitian

  • Jumlah siswi SMA Negeri 4 Semarang adalah 458, dari jumlah tersebut dilakukan purposive sampling sehingga diperoleh 64 siswi kelas X dan XI sebagai subyek penelitiaN

3. Kesimpulan Penelitian

  • Angka kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi karena sebanyak 96,9% responden mengalami keputihan. Tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Semarang dalam hal menjaga kebersihan genitalia eksterna masih kurang (82,8%). Sebagian besar siswi SMA Negeri 4 Semarang memiliki perilaku menjaga kebersihan genitalia yang baik (95,3%). Ada hubungan antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p < 0,05). Tidak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p = 1,00). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p = 1,00). Analisis multivariat tidak dilakukan karena hubungan bermakna hanya diperoleh pada variabel pengetahuan saja.

II.   Telaah jurnal          

A.  Fokus Utama Penelitian :

“Semua wanita dengan segala umur dapat mengalami keputihan. Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan, paling tidak sekali dalam hidupnya.3 Sedangkan wanita Indonesia sendiri 75% pasti mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Lebih dari 70% wanita Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan Eropa yang hanya 25% saja karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur Candida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan.

Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius, karena masalah tersebut paling banyak muncul pada negara berkembang, seperti Indonesia karena kurang tersedianya akses untuk mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi. Hal itu terbukti dari banyak penelitian menyatakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kebersihan organ genitalia para remaja putri.”

  •  Berdasarkan kutipan dari bagian pendahuluan di atas diketahui bahwa keputihan merupakan hal yang serius pada wanita disegala umur. Keputihan ini muncul pada kondisi tropis seperti di Indonesia. Melihat tingkat pengetahuan yang masih kurang karena minimnya informasi yang tidak didapatkan oleh masyarakat kebanyakan dan pola kebersihan yang masih kurang menjadikan hal ini merupakan kasus yang serius.

B.  Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan suatu penelitian

1.   Gaya Penulisan :

  •   Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil,  untuk tujuan dari penelitian tidak dicantumkan pada abstrak, pembahasan, kesimpulan. Namun dalam penelitian ini belum ada catatan kaki.
  • Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh.

2.   Penulis :

  •  Penulis dalam penelitian ini adalah Donatila Novrinta Ayuningtyas, penulis penelitian ini  merupakan seorang mahasiswa kedokteran Universitas Diponegoro.
  •  Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang telah  diteliti karena pokok materi yang dibahas masuk dalam mata kuliah yang di pelajari.

3.   Judul :

“Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri  4 Semarang”

  •  Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti. Dengan membaca judul tersebut pembaca sudah mampu mendapatkan informasi tentang maksud dari penelitian. Namun ada kekurangannya yaitu belum dicantumkan waktu penelitian atau tahun penelitian diadakan sehingga apabila akan digunakan sebagai acuan kurang lengkap karena kapan penelitian itu dilaksanakan tidak tertera.

4.   Abstrak :

1. Kelebihan :

  • Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah, metode penelitian, hasil dan hasil yang telah didapatkan dalam penelitian. Namun, dalam abstrak ini tidak menyebutkan tujuan dari penelitian yang merupakan bagian terpenting dari penelitian.
  • Rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini sudah ada.
  •   Dalam abstrak tersebut sudah ada keyword atau kata kunci.

2. Kekurangan :

  •  Jumlah kata dalam abstrak ini tidak mencakup 250 kata sehingga tidak memenuhi kaidah penulisan abstrak yang baik.
  •  Pada abstrak tidak tercantum tujuan dari penelitian.

C.  Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian

1.   Tujuan/ Masalah Penelitian :

  • Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui angka kejadian keputihan, tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang dan membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna, hubungan pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan, hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang

2.   Konsistensi logis :

  •  Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan.

3.   Literatur review :

  •  Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis
  • Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis.

4. Theoritical kerangka :

  • Dalam jurnal penelitian tersebut untuk kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penegetahuan dan sikap yang berkaitan dengan keputihan pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci. Pada pendahuluan juga sudah di sebutkan mengenai faktor atau teori tentang pengetahuan dan perilaku tentang keputihan.

5.   Tujuan/ sasaran/ pertanyaan penelitian/ hipotesis :

  •  Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang disajikan dalam tinjauan pustaka

“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian keputihan, tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang dan membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna, hubungan pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan, hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang”

 

Pada penelitian ini sebaiknya dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian tersebut agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca, tidak berbentuk narasi.

Misalnya sebagai berikut:

1. Tujuan umum:

ü  Untuk membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna

2. Tujuan khusus

  •  Untuk mengetahui angka kejadian keputihan
  •  Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang
  • hubungan pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan
  •   hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang2

6.   Sampel :

“Jumlah siswi SMA Negeri 4 Semarang adalah 458, dari jumlah tersebut dilakukan purposive sampling sehingga diperoleh 64 siswi kelas X dan XI sebagai subyek penelitian.”

”Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 4 Semarang periode 2010 – 2011. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner terpimpin yang telah diujicobakan. Pertanyaan dalam kuesioner pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dalam upaya mencegah terjadinya kejadian keputihan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pilihan ganda dan pernyataan benar atau salah. Pertanyaan tersebut meliputi : pengertian dan penyebab keputihan, pencegahan keputihan dengan menjaga kebersihan genitalia eksterna, yaitu cara membersihkan genitalia eksterna, pemakaian dan kebersihan celana dalam, penggunaan antiseptik dan obat cebok, pemakaian pembalut saat menstruasi, mencukur rambut kemaluan penggunaan pantyliner dan bedak, dan kebersihan kamar mandi. Kemudian dikategorikan dalam dua kelompok berdasarkan total skor jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, responden memiliki tingkat pengetahuan baik bila skor ≥75% dan buruk bila skor <75%.”

  •  Dalam penentuan besar sampel, sudah dijelaskan berapa besar sampel yang diambil dari masing-masing populasi penelitian
  •  Didalam penelitian sebaiknya di buat blue print/kisi-kisi koesiner agar mempermudah pembaca dalam membaca gambaran tentang kuesioner yang dibuat oleh peneliti, bukan dalam bentuk narasi.

7.   Pertimbangan Ethical :

  • Dalam penelitian ini tidak mencatumkan tentang etika pencarian data mengenai persetujuan menjadi responden, yaitu dengan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian.

8.   Defenisi Operasional :

  • Penelitian ini tidak menyebutkan definisi operasional tentang variabel penelitian. Sebaiknya dicantumkan definisi operasional mengenai variabel-variabel yang akan diteliti agar jelas maksud yang akan diteliti seperti apa, dengan skala apa, lalu dijelaskan juga responden yang menjadi obyek penelitian.

9.   Metodologi :

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 4 Semarang periode 2010 – 2011. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner terpimpin yang telah diujicobakan”

  • Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional.
  •  Instrumen yang digunanakan adalah kuesioner, dengan pengisian kuesioner terpimpin yang telah diujicobakan.
  • Dalam jurnal tersebut sudah dijelaskan bahwa instrumen penelitian sudah diujicobakan yaitu pengujian reliability dan validitas instrumen. Dengan pengujian  instrumen diharapkan instrumen tersebut valid dan reliabel.

10.   Data analisis/ hasil

  • Pengujian hipotesis analisis bivariat menggunakan uji korelasi Chi Square /Fisher exact test untuk melihat besar hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan. Uji analisis multivariat dengan regresi logistik.
  • Hasil penelitian yaitu Jumlah siswi SMA Negeri 4 Semarang adalah 458, dari jumlah tersebut dilakukan purposive sampling sehingga diperoleh 64 siswi kelas X dan XI sebagai subyek penelitian.

11.   Pembahasan temuan hasil penelitian

1.Kelebihan :

  • Pada bagian pembahasan hasil, sudah dijelaskan secara rinci tentang hasil – hasil yang diperoleh peneliti selama penelitian dengan prosentase jumlah dan penjelasannya.
  • Dalam pembahasan sudah tertera kekurangan dari penelitian tersebut dan harapan peneliti pada peneliti selanjutnya apabila ingin melakukan penelitian yang terkait.

2. Kekurangan :

  • Kurang dijelaskan secara detail apakah hasil yang didapatkan itu memberikan dampak positif atau negatif terhadap penelitian itu sendiri.

12. Referensi / Daftar Pustaka

  •   Literatur yang digunakan sekitar 50% menggunakan literatur terbaru yang berasal dari jurnal – jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.

13.   Kesimpulan dan Saran

Kelebihan :

  • Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian.
  •  Kesimpulan ringkas, jelas disertai dengan jumlah prosentase sehingga mempermudah pembaca dalam memahami isi dari penelitian.
  • Peneliti sudah memberikan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya apabila akan meneliti terkait dengan penelitiannya.
  • Peneliti sudah menyampaikan rekomendasi pada instanti terkait dengan penelitianya.
  •  Pada penelitian tersebut saran yang disampaikan sudah lengkap sebagai upaya promotif, preventif, kuratif dan edukatif yaitu:
  1. Bagi siswi SMA Negeri 4 Semarang perlu dilakukan pemberian informasi bagaimana cara kebersihan organ reproduksi yang baik dan benar. Juga perlu diberikan dorongan untuk secara aktif mencari tahu informasi mengenai kesehatan reproduksi untuk itu diperlukan kerjasama dari pihak guru di sekolah.
  2. Kepada pihak kesehatan reproduksi BKKBN maupun Dinas Kesehatan yaitu perlu diadakannya penyuluhan serta sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan cara merawat kebersihan organ genitalia yang baik dan benar pada masyarakat umum juga, tidak hanya pada remaja putri.
  3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian keputihan dengan penegakan diagnosis keputihan yang atas dasar gambaran klinis maupun pemeriksaan penunjang untuk menentukan eputihan fisiologis atau patologis dengan variasi karakteristik yang lebih luas dan lokasi yang lebih luas, sehingga dapat menambah informasi yang lebih akurat.
  • Sebagai penutup, walaupun penelitian tersebut terdapat kekurangan dan kelebihan namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif dan dapat digunakan sebagai acuan pada pembaca.

OUTLINE CRITICAL/TELAAH JURNAL LUAR NEGERI

“CRITICAL JOURNAL  “

HIV Prevalence and Incidence among Sexually Active Females in Two Districts

of South Africa to Determine Microbicide Trial Feasibility

1.      Pendahuluan

  • Metode pencarian literatur                  : Google Cendikia
  • Kata kunci pencarian literatur             : Sexuality pregnancy
  • Jumlah literatur yang didapatkan       : Terdapat literatur sekitar 1454 pada free full text literature no 39
  • Proses seleksi literatur                         : tidak ada literatur inklusi atau ekslusi

 

Abstrak

Konteks :

  • Kesesuaian populasi perempuan aktif secara seksual dalam Madibeng (Provinsi North-West) dan Mbekweni (Western Cape), Afrika Selatan, untuk percobaan mikrobisida Tahap III vagina dievaluasi.

Tujuan:

  • Untuk mengetahui Prevalensi dan kejadian HIV di antara perempuan yang aktif secara seksual di dua kabupaten Afrika Selatan yang akan digunakan untuk menentukan kelayakan mikrobisida sidang.

Pengaturan dan Desain:

  • Desain yang digunakan yaitu study kohort prospektif studi (menargetkan 300 wanita) untuk menentukan kesesuaian populasi untuk berpartisipasi dalam uji mikrobisida Tahap III.

Bahan dan Metode:

  • Dari masing-masing peserta diuji menggunakan OraQuick ADVANCE Cepat HIV-1/2 Antibody Test (OraSure Technol-ogies, Inc, Bethlehem, PA, USA). Contoh darah dari wanita dengan hasil positif OraQuick diuji oleh Tentukan HIV-1/2 cepat uji (Inverness Medical Profesional Diagnostik, Princeton, NJ, AS), dan oleh enzim-linked uji immunosorbant (ELISA) jika tiebreaker diperlukan. Darah sampel dari perempuan yang dikonfirmasi HIV-positif juga diuji dengan alat tes BED (Calypte Biomedis Coorporation, Portland, OR, USA) sesuai dengan produsen instruksi. Sebuah spesimen dengan normalisasi akhir nilai kerapatan optik kurang dari atau sama dengan 0,8 dianggap berasal dari seorang pasien yang terinfeksi kurang dari 155 hari yang lalu.

Analisis statistik:

  • Model regresi logistik digunakan untuk menilai prediktor infeksi HIV lazim dan kehamilan, dengan p-nilai dari uji Wilcoxon-Mann-Whitney untuk variabel kontinyu dan Chi-square dan uji eksak Fisher untuk variabel kategori. Yang disesuaikan menurut umur Cox proportional hazard model regresi adalah digunakan untuk menilai prediktor serokonversi HIV dan insiden kehamilan.
  •  Data ganda masuk dan dianalisis menggunakan SAS versi 9,2 (SAS Institute, Cary, NC). deskripsi-statistik tive digunakan untuk meringkas demografis awal, perilaku dan karakteristik klinis. Variabel kategori ini dinyatakan sebagai persentase, dan data kontinu sebagai median dengan antar-kuartil rentang.

Hasil:

  • Prevalensi HIV adalah 24% pada Madibeng dan 22% di Mbekweni. Tingkat insiden HIV berdasarkan serokonversi lebih dari 12 bulan adalah 6.0/100 orang-tahun (PY) (95% CI 3,0, 9,0) di Madibeng dan 4.5/100 PY (95% CI 1,8, 7,1) di Mbekweni dan yang diperkirakan oleh penampang pengujian BED adalah 7.1/100 PY (95% CI 2,8, 11,3) dalam Madibeng dan 5.8/100 PY (95% CI 2.0, 9.6) di Mbekweni. Tingkat kehamilan 12-bulan kejadian itu 4.8/100 PY (95% CI 2,2, 7,5) di Madibeng dan 7.0/100 PY (95% CI 3,7, 10,3) dalam Mbekweni; tingkat penurunan dari waktu ke waktu di kedua kabupaten. Gejala genital dilaporkan sangat sering, dengan kejadian 46.8/100 PY (95% CI 38,5, 55,2) dalam Madibeng dan 21.5/100 PY (95% CI 15,8, 27,3) dalam Mbekweni. Hamper semua (99%) peserta mengatakan bahwa mereka akan bersedia untuk berpartisipasi dalam uji coba mikrobisida.

Kesimpulan:

  • Prevalensi yang didapat ini mungkin cocok untuk uji mikrobisida Tahap III asalkan tingkat insiden HIV dari waktu ke waktu tetap cukup tinggi untuk mendukung endpoint-driven ujian

 

  • Judul               : HIV Prevalence and Incidence among Sexually Active Females in Two Districtsof South Africa to Determine Microbicide Trial Feasibility
  • Penulis            : Annale´ne Nel, Cheryl Louw2, Elizabeth Hellstrom, Sarah L. Braunstein, Ina Treadwell, Melanie
  • Publikasi         : PLoS ONE 6(8): e21528. doi:10.1371/journal.pone.0021528
  • Penelaah          : NOVI KURNIASIH/ P27224012074/KELAS B
  • Tanggal Telaah: 27 Februari 2012

 

I.    Deskripsi Jurnal :

1.   Tujuan Utama Penelitian

  • Untuk mengetahui Untuk mengetahui Prevalensi dan kejadian HIV di antara perempuan yang aktif secara seksual di dua kabupaten Afrika Selatan yang akan digunakan untuk menentukan kelayakan mikrobisida sidang.

2.   Hasil Penelitian

  •       Prevalensi HIV adalah 24% pada Madibeng dan 22% di Mbekweni. Tingkat insiden HIV berdasarkan serokonversi lebih dari 12 bulan adalah 6.0/100 orang-tahun (PY) (95% CI 3,0, 9,0) di Madibeng dan 4.5/100 PY (95% CI 1,8, 7,1) di Mbekweni dan yang diperkirakan oleh penampang pengujian BED adalah 7.1/100 PY (95% CI 2,8, 11,3) dalam Madibeng dan 5.8/100 PY (95% CI 2.0, 9.6) di Mbekweni. Tingkat kehamilan 12-bulan kejadian itu 4.8/100 PY (95% CI 2,2, 7,5) di Madibeng dan 7.0/100 PY (95% CI 3,7, 10,3) dalam Mbekweni; tingkat penurunan dari waktu ke waktu di kedua kabupaten. Gejala genital dilaporkan sangat sering, dengan kejadian 46.8/100 PY (95% CI 38,5, 55,2) dalam Madibeng dan 21.5/100 PY (95% CI 15,8, 27,3) dalam Mbekweni. Hampir semua (99%) peserta mengatakan bahwa mereka akan bersedia untuk berpartisipasi dalam uji coba mikrobisida.

3.   Kesimpulan Penelitian

  • Prevalensi yang didapat ini mungkin cocok untuk uji mikrobisida Tahap III asalkan tingkat insiden HIV dari waktu ke waktu tetap cukup tinggi untuk mendukung endpoint-driven ujian

 

II.   Telaah jurnal          

A.  Fokus Utama Penelitian :

 

At the end of 2009, about 7,000 new HIV infections occurred each day [1]. New HIV prevention tools, especially those that women can use, are therefore desperately needed. Microbicides are being developed for topical application inside the vagina or rectum to prevent infection with HIV and possibly other sexually transmitted infections (STIs) [2]. Microbicide research has been ongoing for about 20 years. Proof-of-concept for vaginal microbicides was obtained in 2010, when the CAPRISA 004 trial showed a 39% reduction in HIV incidence after 30 months of tenofovir gel use compared to placebo gel use [3]. Phase III clinical trials of candidate microbicides are often conducted in sub- Saharan Africa because this is where 70% of the new HIV infections occur [1]. In preparation for such trials, estimates of HIV incidence in target populations are needed to determine adequate sample size and statistical power for demonstrating safety and efficacy [4].

South Africa has hosted, and is hosting, several microbicide and other HIV prevention intervention trials. While HIV prevalence data are available for many districts of South Africa, they are not available for all potential microbicide trial populations. HIV incidence data are hard to find [5]. Madibeng and Mbekweni are two districts of South Africa that had not yet participated in HIV prevention intervention trials when the studies described in this paper were conducted, and HIV prevalence and incidence where not yet known. Madibeng is a rural district municipality in North- West Province supported by mining (chrome, granite, and platinum), manufacturing (automotive, metal, and fuel), and agriculture. Mbekweni is a small urban township close to Paarl in the Western Cape; many of its residents are employed in the deciduous farming and wine-making industry. In both districts, the community is somewhat migratory because of unstable employment.

 

  • Berdasarkan kutipan dari bagian pendahuluan di atas diketahui bahwa sekitar 7.000 infeksi HIV terjadi setiap hari. Maka, pencegahan dan pengobatan HIV sangat dibutuhkan. Dalam penelitian ini digunakan mikrobisida sebagai aplikasi pendeteksiian virus HIV dan untuk mengetahui prevalensi virus HIV. Dalam penelitian ini dilakukan di dua kabupaten Afrika Selatan karena di dua kabupaten tersebut belum diketahui secara pasti prevalensi angka HIV. Selain itu, Madibeng dan Mbekweni adalah dua distrik di Afrika Selatan yang belum berpartisipasi dalam pencegahan percobaan intervensi HIV pada studi yang dijelaskan dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

 

B.  Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan suatu penelitian

1.   Gaya Penulisan :

  • Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki.
  • Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh.

2.   Penulis :

  • Penulis dalam penelitian ini berasal dari Departemen Pengobatan Masyarakat, PS Medical College, Karamsad, Gujarat, India yaitu : Annale´ne Nel, Cheryl Louw2, Elizabeth Hellstrom, Sarah L. Braunstein, Ina Treadwell, Melanie
  • Dalam penulisan nama penulis di atas sudah baik karena tidak mencantumkan gelar yang telah dimiliki penulis.
  • Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen mereka berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang mereka teliti.

3.   Judul :

“HIV Prevalence and Incidence among Sexually Active Females in Two Districts

of South Africa to Determine Microbicide Trial Feasibility”

  • Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti.
  • Namun kekurangannya : belum tahun penelitian diadakan.

4.   Abstrak :

Kelebihan :

  • Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan. Namun, jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
  • Abstrak sudah melebihi 250 kata jadi sudah sesuai dengan kaidah penulisan abstrak yang baik.

 Kekurangan

  • Pada penelitian ini belum mencantumkan keyword atau kata kunci.

 

C.  Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian

1.   Tujuan/ Masalah Penelitian :

  • Pada bagian tujuan tidak dijelaskan secara rinci mengenai faktor-faktor epidemiologi apa saja yang dimaksud.

2.   Konsistensi logis :

  • Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki. Namun dalam abstrak tidak tercantum tujuan penelitian.

3.   Literatur review :

  • Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis
  • Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis.
  • Literatur yang digunakan hanya sekitar 50 % literatur terbaru yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.

4.   Theoritical kerangka :

  • Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan HIV pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci.

5.   Tujuan/ sasaran/ pertanyaan penelitian/ hipotesis :

  • Pada penelitian tersebut tujuan penelitian belum nampak jelas tertera.

6.   Sampel :

 

Sample size calculations. In the cross-sectional studies, a sample size of 800 women would allow for a precision level of the HIV incidence estimate of 4.0/100 PY63.5, 5.0/100 PY63.7, and 6.0/100 PY63.9 assuming an HIV prevalence of 25% and using the McWalter and Welte formula described below [9,10]. In the cohort studies, accumulation of 270 personyears (PY) of follow up (300 women for one year minus 10% PY lost to follow-up) would generate the following 95% confidence intervals around the observed HIV incidence rates: 11 seroconversions, 4.1 (95% CI 1.7, 6.5); 14 seroconversions, 5.2 (95% CI 2.5, 7.9); 17 seroconversions, 6.3 (95% CI 3.3, 9.3).”  

“HIV prevalence and incidence in two districts of South Africa, Madibeng and Mbekweni, were estimated in cross-sectional studies (targeting 800 women) followed by prospective cohort studies (targeting 300 women) to determine the suitability of the populations for participation in Phase III microbicide trials.

 

 Dalam penelitian lintas seksi, sebuah ukuran sampel dari 800 wanita akan memungkinkan untuk tingkat presisi dari HIV kejadian perkiraan 4.0/100 PY63.5, 5.0/100 PY63.7, dan 6.0/100 PY63.9 dengan asumsi prevalensi HIV dari 25% dan menggunakan McWalter dan formula Welte dijelaskan di bawah ini [9,10]. Di kelompok studi, akumulasi dari 270 personyears (PY) masa tindak up (300 perempuan selama satu tahun dikurangi PY 10% hilang untuk tindak lanjut) akan menghasilkan interval kepercayaan 95% berikut sekitar mengamati kejadian HIV tarif: 11 serokonversi, 4.1 (95% CI 1,7, 6,5); 14 serokonversi, 5.2 (95% CI 2,5, 7,9); 17 serocon- versi, 6.3 (95% CI 3,3, 9,3).

  • Dalam penentuan besar sampel, dijelaskan berapa besar sampel yang diambil dari masing-masing populasi yaitu dari 800 populasi diambil 300 sampel.

7.   Pertimbangan Ethical :

  • Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.

8.   Defenisi Operasional :

  • Defenisi operasional mengenai HIV tidak disebutkan secara jelas dalam jurnal tersebut sehingga untuk skala pengukuran dan kategori sulit dilihat

9.   Metodologi :

Settings and Design:

“HIV prevalence and incidence in two districts of South Africa, Madibeng and Mbekweni, were estimated in cross-sectional studies (targeting 800 women) followed by prospective cohort studies (targeting 300 women) to determine the suitability of the populations for participation in Phase III microbicide trials.”

 

  • Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study berbasis komunitas dengan menggunakan  300 subyek
  • Instrumen yang digunanakan adalah kuesioner, daftar pedoman wawancara dan lembar observasi pemeriksaan workstation.
  • Pengujian reliability dan validitas instrumen tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.

10.   Data analisis/ hasil :

  • Analisis statistik. Data ganda masuk dan dianalisis menggunakan SAS versi 9,2 (SAS Institute, Cary, NC). deskripsi- statistik tive digunakan untuk meringkas demografis awal, perilaku dan karakteristik klinis. Variabel kategori ini dinyatakan sebagai persentase, dan data kontinu sebagai median dengan antar-kuartil rentang..
  • Penyajian tabel disertai dengan narasi yang jelas mengenai isi tabel

 

”HIV, kehamilan, dan tingkat insiden IMS gejala dalam penelitian kohort dihitung berdasarkan distribusi Poisson dengan PY berisiko di penyebut. Waktu seseorang berisiko dimulai pada pendaftaran kunjungan dan berakhir pada kunjungan studi terakhir yang diikuti (biasanya kunjungan 12 Bulan) atau ketika infeksi HIV atau kehamilan terjadi. Infeksi HIV dan kehamilan diasumsikan telah terjadi di pertengahan titik antara tes negatif terakhir yang tersedia dan pertamampositif tes. Seorang wanita yang mencapai titik akhir HIV tidak lagi dianggap beresiko untuk HIV tetapi masih dianggap beresiko untuk kehamilan, dan sebaliknya. Insiden kasus gejala genital adalah didefinisikan sebagai peserta pernah melaporkan gejala selama masa tindak lanjut. Tingkat insiden HIV dan interval kepercayaan 95% berdasarkan BED hasil dalam penelitian lintas seksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus, dan spreadsheet yang menyertainya, yang disediakan oleh McWalter dan Welte [9,10]. Masukan dalam rumus ini termasuk jumlah dari orang HIV-positif dan HIV-negatif dalam sampel, jumlah Odha yang juga diuji positif pada BED uji, jendela periode BED (155 hari), dan diperkirakan BED palsu terakhir tingkat 5,2% [11]. Perkiraan kejadian yang dinyatakan sebagai tingkat kejadian (jumlah infeksi baru HIV per 100 PY).”

 

  • Hasil Penelitian : Prevalensi HIV adalah serupa pada dua kabupaten: 24,1% (95% CI 12,1, 27,1) dalam Madibeng dan 21,8% (95% CI 18,9, 24,7) dalam Mbekweni. Faktor-faktor positif dengan HIV lazim infeksi di kedua CRC adalah: pendidikan dasar sebagai tertinggi tingkat pendidikan yang dicapai, penggunaan kondom konsisten dalam 7 lalu hari, penilaian diri dari resiko HIV tinggi, diduga positif atau tidak diketahui status HIV dari pasangan seksual saat ini, dan kehadiran gejala IMS pada awal (Tabel 2). Menikah atau hidup bersama-sama secara negatif terkait dengan infeksi HIV. risiko lain faktor secara signifikan terkait dengan infeksi HIV lazim pada satu CRC saja

11.   Pembahasan temuan hasil penelitian

  • Pembahasan hasil temuan dikaitkan kembali dengan berbagai hasil temuan sebelumnya dari tinjauan pustaka yang diambil, baik yang hasil temuannya berkorelasi dengan hasil yang didapatkan maupun yang tidak.

Kekurangan :

  • Kekuatan dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.
  • Jurnal ini juga tidak memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
  • Menurut penelaah rekomendasi sebaiknya diberikan kepada peneliti selanjutnya mengenai variabel-variabel apa yang tidak diteliti dan berkaitan dengan HIV

12.   Referensi :

  • Literatur yang digunakan sekitar 50 % menggunakan literatur terbaru yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.

13.   Kesimpulan dan Saran

Kelebihan :

a.   Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian.

b.   Kesimpulan ringkas, jelas dan padat.

Kekurangan :

a.   Peneliti tidak memberikan rekomendasi kepada instansi terkait yang berhubungan dengan penelitiannya.

b.   Tidak mencantumkan saran yang merupakan harapan peneliti.

  • Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah.

“Paradigma Kebidanan”

paradigma atau cara pandang seseorang terhadap objek berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu tindakan, begitu juga dalam kebidanan, paradigma seorang bidan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan seorang bidan. Paradigma kebidanan sangat penting untuk diketahui agar para bidan mempunyai pandangan yang sama terhadap individu dan lingkungan yang akan dihadapainya.
1. Pengertian
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap suatu objek. Dikaitkan dengan kebidanan, Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Perlu diketahui bahawa keberhasilan pelayanan kebidanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan serta cara pandang bidan dalam kiatan atau hubungan timbal balik antara manusia.
2. Komponen Paradigma Kebidanan
Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia / perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan / kebidanan dan keturunan.

a. Perempuan
Perempuan sebagimana halnya manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang unik, dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangan. Perempuan sebagai penerus generasi, sehingga keberadaan perempuan yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan.
1) Bio artinya wanita adalah makhluk biologis yang memerlukan kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya untuk kelangsungan hidup.
2) Psiko artinya wanita mempunyai sisi kejiwaan harus diperhatikan dalam setiap memberikan pelayanan.
3) Sosio artinya wanita adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan membutuhkan orang lain.
4) Kultural artinya wanita adalah makhluk yang berbudaya atau memiliki kebiasaan – kebiasaan tertentu.
5) Spiritual artinya wanita adalah makhluk yang secara fitrah akan selalu membutuhkan tuhan sebagai sandaran.
Perempuan sebagai sumber daya insani merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi perempuan/Ibu dalam keluarga. Para perempuan di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga.

b. Lingkungan
Bidan harus berpandangan bahwa lingkungan yang ada disekitar manusia khususnya wanita sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi baik lingkungan fisik, lingkungan psiko social, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah :
1. Lingkungan fisik : Tempat tinggal, kendaraan dll
2. Lingkungan Psiko sosial : Keluarga, kelompok, masyarakat
3. Lingkungan Biologi : Hewan dan Tumbuh-tumbuhan
4. Lingkungan Budaya
Masyarakat merupakan kelompok paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan sosial yang terdiri dari individu, keluarga dan komunitas yang mempunyai tujuan dan sistem nilai.
Perempuan merupakan bagian dari anggota keluarga dari unit komunitas. Keluarga yang dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia berada. Keluarga dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu sepanjang siklus kehidupannya. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan reproduksi perempuan.
c. Perilaku
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku manusia ini bersipafat holistik atau menyeluruh. Bidan harus punya pandangan bahwa perilaku ibu akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu dalam mencari pertolongan persalinan yang akan berpengaruh pada kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan. Demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
d. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1) Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. misalnya : Pemeriksaan Kehamilan normal, pemberian imunisasi, dll
2) Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kebidanan. Contoh : Bidan turut dalam penanganan bulin di RS.
3) Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Contoh pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Pelayanan kebidanan juga disebutkan sebagai keseluruhan tugas yang menjadi tanggungjawab praktik bidan dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, dengan sasaran : individu, keluarga dan masayrakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
e. Keturunan
Bidan harus berpandangan bahwa kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Keturunan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas manusia. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut kesiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas. Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologis namun bisa ditangani secara akurat dan benar, keadaan fisiologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh dengan bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu layanan pra perkawinan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan.
3. Manfaat Paradigma Kebidanan Dalam Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memebrikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan antara lain :
a. Manfaat Bagi Bidan
1) Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
2) Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien.
3) Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai dengan kondisi klien
b. Manfaat Bagi Pasien
1) Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan kebidanan
2) Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu yang bertanggungjawab atas kesehatannya
3) Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Definisi Bidan

Bidan dalam bahasa Inggris berasal dari kata MIDWIFE yang artinya Pendamping wanita, sedangkan dalam bahasa Sanksekerta “Wirdhan” yang artinya : Wanita Bijaksana. Bidan merupakan profesi yang diakui secaranasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia.Pengertian bidan adalah : Seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang diakui olehnegara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu.Bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah danorganisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Hello world!

Welcome to WordPress.com! This is your very first post. Click the Edit link to modify or delete it, or start a new post. If you like, use this post to tell readers why you started this blog and what you plan to do with it.

Happy blogging!